Kami dari DIV Bidan Pendidik,,, Tugas kami dari mata kuliah Teknologi Dan Media
Pembelajaran Materi Pijat Oksitosin. Dibawah ini adalah nama-nama kelompok
kami kelompok 2 sebanyak 12 orang
SKENARIO DRAMA
Ada sebuah klinik nama pemiliknya adalah bidan oneng saodah bertempat
tangerang..
Pada suatu hari datanglah seorang ibu nifas ditemani sang suami ke klinik bidan
oneng yang bertempat dijalan empuh panuluh tangerang dengan keluhan ASI
Sedikit sehingga bayinya sering menangis karna kurang ASI,.
Pasien : tok..tok..tok
Bidan : ia bu silahkan masuk bu, silahkah duduk bu, nama saya bidan oneng maaf
ibu dengan ibu siapa.
Pasien : ia terima kasih bu bidan, nama saya ibu husnul
Bidan : ibu bisa saya tau ibu keluhanya apa.?
Pasien : bu bidan saya sudah melahirkan tapi ASI saya keluar Cuma sedikit
sehingga anak saya sering menangis karna masih lapar bu bidan saya
merasa bingung karna saya tidak tau mau ngapain bu bidan
Bidan : ia ibu jangan setres yah, ibu relaks aja bu, tenang agar ASI ibu keluarnya
juga dengan lancar .
Pasien : ia bu bidan terima kasih
Bidan : ibu husnul kita mau melakukan tindakan pijat oksitocin yah bu untuk
memperlancar keluarnya ASI ibu, tapi sebelum melaksnakan pijat oksitocin
ada surat persetujuan yang harus ditandatangani yah bu, kalau boleh tau ibu
datang kesini dengan suami atau keluarga bu.
Pasien : ia bu bidan, saya datang bersama keluarga bu suami saya lagi bekerja bu
Bidan : baiklah bu kalau boleh tau siapa nama keluarga ibu
Pasien : namanya bu susni bu bidan
Bidan : bu susni silahkan masuk bu
Bu susni : ia bu bidan ada apa yah bu bidan
Bidan : bu susni ibu husnul mau dilakukan tindakan pijat oksitocin agar ASI bisa
lancar kembali bu, tapi sebelumnya ibu harus tandatangani persetujuan dulu
bu.
Bu susni : ia bu bidan saya bersedia tandatangani bu..
Akhirnya bu susni dan bu husnul(pasien) siap menandatangani persetujuan tindakan
pemijatan oksitocin didalam ruangan yang tertutup privacy....
Page 2 of 2
bidan : mempersiapkan alat untuk pijat oksitocin, cuci tangan dibawah air mengalir
yang bersih dengan sabun kemudian tangan dikeringkan pakai sarung
tangan.
Pasien : ibu mohon lepas perhiasan trus ibu harus mencuci tangan yah kemudian
membersihkan kedua payudara dan melepaskan pakaian bagian atas.
Bidan : Stimulasi puting susu ibu untuk mengetahui pengeluaran ASI, dengan cara :
bersihkan putting susu ibu dengan menggunakan kassa yang telah dibasahi
air hangat, kemudian pencet – pencet putting susu ibu secara perlahan. Amati
pengeluaran ASI, ibu harus relaks yah bu agar ASI nya bisa keluar dengan
lancar bu
Pasien : ia bu bidan
Bidan : Bentangkan handuk di pangkuan ibu dan punggung ibu, kompres kedua
payudara dengan menggunakan air hangat. Licinkan kedua telapak tangan
dengan menggunakan baby oil Mengurut atau mengusap payudara secara
perlahan, dari arah pangkal payudara, kearah putting susu, Bersihkan
payudara dengan menggunakan waslap. Kemudian atur posisi ibu Ibu duduk,
bersandar kedepan, melipat lengan diatas meja di depanya dan meletakan
kepalanya diatas lenganya, Payudara tergantung lepas, tanpa baju. Bu tetap
santai yah jangan takut yah bu
Pasien : ia bu bidan
Bidan : pemijatan berada di belakang pasien, kemudian licinkan kedua telapak
tangan dengan menggunakan baby oil, Pijat leher, posisikan tangan
menyerupai kepalan tinju. Lakukan pemijatan ini sebatas leher selama 2 – 3
menit. Pijat punggung belakang ibu (sejajar daerah payudara) menggunakan
ibu jari. Tekan kuat membentuk gerakan melingkar kecil – kecil. Lakukan
gerakan sebatas tali bra selama 2 – 3 menit Kemudian, telusuri kedua sisi
tulang belakang, posisikan kedua tangan menyerupai kepalan tinju dan ibu
jari menghadap kearah atas atau depan, Tampung ASI pada wadah apabila
selama pemijatan ASI keluar, Bersihkan punggung ibu dengan menggunakan
handuk yang terbentang di punggung ibu. Bu tindakannya sudah selesai ibu
silahkan pakai baju kembali ASI nya sudah keluar yah bu.
Pasien : ia bu bidan terima kasih bu bidan
Bidan : ia bu sama- sama,.
Akhirnya bidan merapikan alat-alat kembali cuci tangan kembali dibawah air
mengalir dan ASI ibu husnulpun sudah lancar kembali.
#####THE END####
Lia Listiani Am,Keb
Rabu, 11 Mei 2016
Kamis, 03 Maret 2016
TEKHNOLOGI MEDIA DAN PEMBELAJARAN
JOB SHEET
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan
Kontrasepsi
Topik : Kontarepsi
Jangka Panjang
Keterampilan : Pemasangan KB Impaln
Waktu : 30 Menit
Dosen : Lia Listiani, Amd.Keb
OBJEK PRILAKU SISWA :
Peserta didik mampu melakukan pemasangan Implan sesuai prosedur secara
sistematis dan benar, setelah mambaca setiap langkah yang terdapat dalam job
sheet dan dengan menggunakan peralatan, bahan, dan perlengkapan.
REFERENSI :
1.
Meilani Niken. 2010, Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta, Fitramaya
2.
Suratum. 2013, Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi,
Jakarta, CV.TIM
DASAR TEORI
Saat
pemasangan kontrasepsi implant yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2
hari setelah menstruasi. Pemasangan dilaksanakan lengan kiri merupakan tempat
terbaik untuk pemasangan.
Tempat
pemasangan : Puskesmas pembantu, Puskesmas, Bidan Praktek Swasta, Klinik
Dokter, dan Rumah Sakit.
PETUNJUK
1.
Baca dan pelajari lembaran Kerja yang tersedia.
2.
Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai
3.
Ikutilah petunjuk instruktur.
4.
Tanyakan pada innstruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti
KESELAMATAN KERJA
1.
Pastikan indikasi pemasangan implant pada klien sudah terpenuhi sebelum
melakukan tindakan pemasangan implant.
2.
Jagalah keseterilan alat dan bahan yang digunakan
3.
Susun alat secara ergonomis
4.
Perhatikan keadaan ibu
5.
Gunakan sarung tangan
6.
Jangan meneruskan tindakan pencabutan, bila ada kapsul yang belum tercabut
setelah dlakukan tinddakan selama 20-30 menit.
7.
Lakukan tehnik pembuangan sampah sesuai prosedur
PERALATAN PERLENGKAPAN
1. Tempat tidur
2. Sarung tangan steril
3. Spuit 3 ml
4. Duk lubang steril atau DTT 1 buah
5. Kain bersih dan Kering 1 buah
6. Bengkok
7. Klem 1 buah
8. Trokar 1 buah
9. Skapel (Pisau Bedah)/Bisturi
10. Tempat sampah basah, kering, dan Tajam
BAHAN
1.
Obat Anastesi 1% (Lidokain)
2.
Kom kecil steril 2 buah
3.
Tiga mangkok DTT yang berisi : Larutan Antiseptik, Air DTT, Larutan Klorin
0,5% untuk dekontaminasi lengan yang akan dipasang implant.
4.
Kasa Pembalut
5.
Kapsul implant dalam kemasan
PROSEDUR PELAKSANAAN
NO.
|
LANGKAH – LANGKAH
|
KEY POINT
|
1.
|
Menyiapkan peralatan
Gambar :
|
Alat disusun secara
ergonomis dan dapat dijangkau.
|
2.
|
Mencuci tangan
Gambar:
|
Mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir sesuai dengan standar Pencegahan Infeksi (enam
langkah). Keringkan dengan kain bersih.
|
3.
|
Memakai sarung tangan
steril
Gambar :
|
Ganti sarung tangan
untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang.
|
4
|
Menentukan Tempat
Pemasangan
|
Tentukan tempat pemasangan yang
optimal, 8 cm di atas lipatan siku.
|
5.
|
Membuat insisi pada
lengan.
Gambar
|
Buat insisi dangkal
selebar 2 mm hanya untuk menembus kulit.
|
6.
|
Memberikan Anastesi
|
Setelah memastikan
(dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat anestesi, alat suntik dengan 3 ml
obat anastesi. Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama
memasang kapsul implant.
|
7.
|
Menusukkan trokar dan
pendorongnya.
Gambar :
|
Memasukkan trokar
jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan, coba dari sudut lainnya.
|
8.
|
Mengangkat trokar ke
atas.
Gambar :
|
Trokar diangkat ke
atas untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, sehingga kulit terangkat.
|
9.
|
Menarik pendorong
keluar dan masukkan kapsul implan.
Gambar :
|
Bila kapsul diambil
dengan tangan, pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau partikel
lain.
|
10.
|
Masukkan kembali
pendorong dan dorong kapsul.
Gambar :
|
Jangan mendorong
kapsul dengan paksa
|
11.
|
Menahan pendorong dan
menarik trokar keluar.
Gambar
|
Raba ujung kapsul
dengan jari, untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar.
|
12
|
Memutar ujung trokar .
Gambar :
|
Pastikan kapsul
pertama bebas.
|
13
|
Memfiksasi kapsul
pertama dengan jari telunjuk.
Gambar :
|
Geser trokar sekitar
15º untuk memasang kapsul berikutnya.
|
14.
|
Mengeluarkan trokar
setelah kedua kapsul terpasang.
Gambar
|
Tekan tempat insisi
dengan jari selama 1 menit untuk
menghentikan
perdarahan.
|
15.
|
Mencuci tangan
Gambar :
|
Mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir sesuai dengan standar Pencegahan Infeksi (enam
langkah). Keringkan dengan kain bersih.
|
EVALUASI
- Mahasiswa mendemonstrasikan pemasangan Implan secara individu, dengan kriteria.
a.
Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan memperhatikan keamanan serta
kenyamanan ibu setiap prosedur tindakan.
b.
Penempatan alat yang diguankan mudah dijangkau atau telah diketahui
fungsinya masing-masing.
2.
Memperhatikan privacy klien dalam setiap prosedur yang dilakukan.
3.
Memperhatikan prinsip pencegahan infeksi.
4.
Dosen menilai langkah-langkah pemasangan Implan yang dilakukan dengan
menggunakan check list.
TEKHNOLOGI MEDIA DAN PEMBELAJARAN
JOB SHEET PEMERIKSAAN
IBU NIFAS
Nama
Pekerjaan : Pemeriksaan fisik pada ibu
nifas
Unit : Asuhan Kebidanan pada ibu
nifas
Dosen
: Lia Listiani
Referensi
Referensi
:
Bobak, Keperawatan
maternitas. Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 2005.
Johnson, Ruth. Buku
Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Henderson, Christine. Buku
Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2006
Saifuddin, Abddul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2005
Saifuddin, Abddul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
2002
OPS
Setelah mengikuti
kegiatan praktek demonstrasi di RSU. Tangerang mahasiswa dapat
mendemonstrasikan Pemeriksaan fisik pada ibu nifas dengan berurutan dan benar
sesuai dengan langkah klinik dalam job sheet.
PETUNJUK
1. Pelajaran job sheet terlebih dalulu sebelum melakukan
praktik klinik
2. Pemeriksaan fisik pada ibu nifas di lakukan secara
mandiri oleh mahasiswa
3. Pemeriksaan fisik pada ibu nifas di demonstrasikan
dahulu baru kemudian praktek langsung pada pasien di RSU. Tengerang
PEKERJAAN
Peralatan
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Sarung Tangan
e. Pincet
f. Bak steril
g. Status Pasien dan alat tulis
h. Bengkok
i. Alas bokong
j. Celana dalam pasien dan pembalut
k. Selimut
l. Kantong plastik
m. Tempat sampah
PEROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Persiapan tempat
b. Persiapan alat
c. Persiapan pasien
2. Pelaksanaan tindakan
a. Melakukan pemeriksaan fisik ibu nifas dengan benar
3. Pasca tindakan
a. Evaluasi pemahaman ibu tentang tanda bahaya nifas
b. Konseling
No.
|
KOMPONEN
|
GAMBAR
|
1.
|
Persiapan Alat
|
|
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Thermometer
4. Senter
5. Sarung Tangan
6. Pincet
7. bak steril
8. Spatel taunge
9. Status pasien dan alat tulis
10. Bengkok
11. Alas bokong
12. Celana dalam pasien dan pembalut
13. Selimut
14. kantong plastik
15. Tempat sampah
16. Refleks hammer
17. Gelas isi clorin
18. Gelas isi air clorin
19. Gelas isi air DTT
20. Kom isi kapas sublimat
21. Kom isi air DTT
22. Baskom clorin
23. Sabun cair
24. Handuk
|
|
|
2.
|
Persiapan ruangan jendela dan pintu di tutup, pasang sampiran
|
|
3.
|
Langkah-langkah
- Memperkenalkan dari kepada pasien
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien
- Mempersilahkan pasien untuk naik ke tempat tidur
- Melakukan observasi keadaan umum dan kesadaran pasien
dengan mengajak bicara
|
|
4.
|
Mencuci tangan
|
|
5.
|
Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan
|
|
6.
|
Mengkaji keadaan rambu
|
|
7.
|
Memeriksa mata (Konjungtiva, Sklera,
pupil)
|
|
8.
|
Memeriksa Hidung
|
|
9.
|
Memeriksa mulut dan gigi
|
|
10.
|
Memeriksa telinga
|
|
11.
|
Memeriksa leher (Apakah ada pembesaran kelenjar Thyroid, getah bening)
|
|
12.
|
Memeriksa tangan (Kebersihan kuku, warna ujung jari pucat/tidak)
|
|
13.
|
Mempersiapan pasien untuk membuka pakaian bagian atas untuk di periksa
payudara
|
|
14.
|
Memeriksa keadaan payudara (bentuk, puting, bendungan ASI)
|
|
15.
|
Memeriksa keadaan perut (luka jahitan operasi SC)
|
|
16.
|
Memeriksa kontraksi uterus dan mengukur TFU
|
|
17.
|
Memasang alas bokong dan selimut
|
|
18.
|
Mempersilahkan pasien untuk membuka pakaian bawah untuk di periksa bagian
kemaluannya
|
|
19.
|
Mengganti pembalut dan mengkaji lochea (warna, bau, dan valume) dan
memasukkan pembalut ke dalam tempat sampah
|
|
20.
|
Mempersilahkan pasien dalam posisi
dorsal recumbent
|
|
21.
|
Memakai sarung tangan
|
|
22.
|
Mengkaji keadaan luka jahitan perineum (tanda-tanda infeksi, proses
penyembuhan luka, dan keadaan benang jahitan)
|
|
23.
|
Membantu pasien untuk memakai celana dalam dan pembalut
|
|
24.
|
Membantu pasien memakai pakaian bawah
|
|
25.
|
Mengambil alas bokong
|
|
26.
|
Memeriksa apakah ada gangguan di paru-paru
|
|
27.
|
Memeriksa apakah ada nyeri ketuk ginjal
|
|
28.
|
Memeriksa keadaan extremitas bawah (oedem, varices, kram otot
|
|
29.
|
Menanyakan tanda-tanda bahaya
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri atau perasaan panas saat buang air kecil
- Sembelit atau Haemorrhoid
- Sakit kepala
- Nyeri abdomen
- Cairan vagina
- Pembengkakan payudara
- Kesulitan menyusui
- Perasaan sedih
- Merasa kurang mampu merawat bayi secara mandiri
|
|
30.
|
Konseling gizi, ASI, perawatan payudara
|
|
31.
|
Mengucapkan salam
|
|
32.
|
Mencuci tangan
|
|
33.
|
Mendokumentasikan data kedalam status
pasien
|
|
34.
|
Skor atau nilai
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)